Label

Sabtu, 11 Maret 2017

Asal mula nama Provinsi Riau

Kamis, 22 Desember 2016 16:04 Reporter : Haris Kurniawan
Riau. ©2016 Merdeka.com
Merdeka.com - Provinsi Riau memiliki empat aliran sungai besar yang membelah daratan yang juga dijadikan sebagai nama-nama kabupaten di Riau. Empat sungai itu adalah Sungai Kampar berada Kabupaten Kampar, Sungai Indragiri, Sungai Rokan dan Sungai Siak.

Nah, sungai-sungai memiliki peran penting asal mula Bumi Lancang Kuning diberi nama Riau.

Menurut sastrawan Hasan Junus yang merupakan keturunan langsung dari Raja Ali Haji mengatakan bahwa ada tiga kemungkinan asal usul penyebutannya Riau. Pertama, toponomi Riau berasal dari penamaan orang Portugis Rio yang berarti sungai.

Kedua, tokoh Sinbad al-Bahar dalam kitab Alfu Laila Wa Laila menyebut ''Riahi'' untuk suatu tempat di Pulau Bintan, seperti yang pernah dikemukakan oleh almarhum Oemar Amin Hoesin dalam pidatonya ketika terbentuknya Provinsi Riau.

Ketiga, diambil dari kata "Rioh atau Riuh" yang berarti hiruk-pikuk, ramai orang bekerja. Dari ketiga kemungkinan di atas, kata "Rioh atau Riuh" merupakan hal yang paling sangat mendasar penyebutan nama Riau.

Nama Riau yang berpangkal dari ucapan rakyat setempat, konon berasal dari suatu peristiwa ketika didirikannya negeri baru di sungai Carang untuk jadikan pusat kerajaan. Hulu sungai itulah yang kemudian bernama Ulu Riau. Adapun peristiwa itu kira-kira seperti teks seperti di bawah ini.

Tatkala perahu-perahu dagang yang semula pergi ke Makam Tauhid (ibukota Kerajaan Johor) diperintahkan membawa barang dagangannya ke sungai Carang di pulau Bintan (suatu tempat sedang didirikan negeri baru) di muara sungai itu mereka kehilangan amh. Bila ditanyakan kepada awak-awak perahu yang hilir, "di mana tempat orang-orang raja mendirikan negeri" mendapat jawaban "di sana di tempat yang Rioh" sambil mengisyaratkan ke hulu sungai. Menjelang sampai ke tempat yang dimaksud, jika ditanya ke mana maksud mereka, selalu mereka jawab, "Mau ke Rioh".

Pembukaan negeri Riau yang sebelumnya bernama sungai Carang itu pada 27 September 1673, diperintahkan oleh Sultan Johor Abdul Jalil Syah III (1623-1677) kepada Laksamana Abdul Jamil. Setelah Riau menjadi negeri, maka Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, merupakan sultan Riau pertama yang dinobatkan pada 4 Oktober 1722. Setelahnya, nama Riau dipakai untuk menunjukkan satu diantara 4 daerah utama kerajaan Johor, Pahang, Riau dan Lingga.

Setelah Perjanjian London 1824 yang membelah dua kerajaan tersebut menjadi dua bagian, maka nama riau digabungkan dengan lingga, sehingga terkenal pula sebutan Kerajaan Riau-Lingga. Pada zaman pemerintahan Belanda dan Jepang, nama ini dipergunkan untuk daerah kepulauan Riau ditambah dengan pesisir Timur Sumatera.

Pada zaman kemerdekaan, Riau merupakan sebuah kabupaten yang terdapat di Provinsi Sumatera Tengah. Setelah Provinsi Riau terbentuk pada pada tahun 1958, maka nama itu di samping dipergunakan untuk nama sebuah kabupaten, dipergunakan pula untuk nama sebuah provinsi seperti saat ini.

Sejak tahun 2002 Riau terpecah menjadi dua wilayah, yaitu Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau. Wilayah yang menjadi Provinsi Riau saat ini berasal dari beberapa wilayah kerajaan Melayu sebelumnya yakni Kerajaan Pelalawan (1530-1879), Kerajaan Inderagiri (1658-1838), dan Kerajaan Siak (1723-1858) dan sebagian dari Kerajaan Riau-Lingga (1824-1913). (Diolah dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar